Jumat, 18 Juli 2014

ATHEPHIA (III)

Athephia kini namamu menjadi sebuah nama perpustakaan (library) di dua negara, Roma (Yunani) dan indonesia, di indonesia terletak disebuah kampung sebelah selatan pulau sulawesi dimana nenek moyangnya terkenal piawai membuat perahu pinisi (Bulukumba), mungkin lewat bagunan berukuran 10 x 7 M ini kau akan temukan kisah kedua orang tuamu dalam sebuah novel bersampul hijau [hisap tangis dalam pinisi]. Athephia “malam menjemput mimpi”. Pukul 20:00 wita 17 juli 2014, ku melihat ibu tersenyum dibelakang ayahmu diatas motor yang melaju kearah Abdesir, tepat dimana kau sedang menunggunya. Mungkin seharian kau ditinggalkan sendiri, karena ayahmu dampingi murid semata wayangnya masuk dalam sebuah pertarungan diantara pilihan. Tapi jauh sebelum itu ibumu sudah merayakannya kemenangannya karna aku tau ibumu seorang (.................).!!!!! next dg LE” Athephia kau harus tau kalau ayahmu pintar dalam banyak hal terkhusus disiplin ilmunya dia seorang welding yang bisa meleburkan elektroda dgn baik. Mungkin dari teori peleburan itulah hati ibumu bisa cair dengan sempurna ditangan ayahmu. Athephia kau harus tau ayahmu yang kau panggil dengan sebutan bapak Etus itu adalah laki-laki yang mahir mengoperasikan mesin bubuk dengan jumlah sumbuh yang tak terbatas, tapi Athephia kau juga harus tau kalau terkadang ayahmu salah gunakan mata bornya (sumber : dg Le”) Temukanlah kisah kedua orang tuamu lebih banyak lagi dalam lembaran-lembaran buku bersampul hijau, jangan kau bosan membacanya karna dalam tulisan itu tersimpan banyak kunci untuk kau retaskan dari rahasia kedua orang tuamu. “Dua lubang peluruh bundal di dadanya”

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.